Sasterawan Negara Usman Awang pernah bersabda begini:
"Ladang kita, air mengalir di segala liku,
tanaman subur menghijau dan rumput-rumput baldu,
ia datang, matanya bintang suaranya lagu,
membawa kabar mesra, salam dari ibu.
Kucintai tanah ini karena kami di sini,
rumah kecil, tapi telah didirikan oleh lelaki,
teguh dan keramat seperti gunung besi,
ladang tercinta, kubenam hati di sini.
Tumbuh segala kasih berbuah berbunga,
ladang comel sekarang milik kita bersama,
akan lahir manusia baru sudah bernama,
setia, putera kasih mewarisi mahkota cinta!"
(Usman Awang, 1967. Duri dan Api - Sajak-Sajak Pilihan 1961-1966. Melaka: Toko Buku Abbas Bandong)